Man 1 Magetan – Tiga peserta didik MAN 1 Magetan berhasil menciptakan inovasi ramah lingkungan berupa sabun antibiotik berbahan dasar biji mahoni. Inovasi ini digagas oleh Khanza Firdausa Olivia Saputri, Nayla Abida, dan Massayu Auzura Utamaning Ratri sebagai upaya memanfaatkan potensi alam sekitar yang sering terabaikan.
Ide ini lahir dari keprihatinan mereka melihat banyaknya pohon mahoni di wilayah Kecamatan Takeran, Magetan, khususnya di sepanjang pinggir jalan raya. Sayangnya, biji mahoni yang berjatuhan belum dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat. Padahal, biji mahoni diketahui memiliki kandungan yang berfungsi sebagai antibiotik alami.
“Banyak masyarakat yang mengalami gatal-gatal pada kulit akibat bakteri. Dari situ kami berpikir untuk membuat sabun berbahan biji mahoni yang bisa membantu mengatasi masalah tersebut,” jelas tim inovator MAN 1 Magetan.
Proses pembuatan sabun ini dilakukan dengan menghaluskan biji mahoni, kemudian diekstraksi, lalu dicampur dengan minyak zaitun, minyak sawit, gliserin, dan larutan NaOH. Setelah melalui proses pengadukan dan pencetakan, sabun dibiarkan mengeras secara alami hingga siap digunakan.
Keunggulan sabun antibiotik ini adalah berbahan alami, ramah lingkungan, tidak menimbulkan iritasi, serta mampu mengatasi gatal-gatal akibat bakteri. Selain itu, sabun ini juga bermanfaat melembapkan kulit dan membuatnya lebih halus.
Dengan modal yang relatif terjangkau, para peserta didik ini berencana untuk terus mengembangkan produknya. Mereka menargetkan dapat memperkenalkan sabun biji mahoni ke masyarakat, melakukan uji pasar, hingga produksi dalam skala besar.
Inovasi ini tidak hanya menunjukkan kepedulian terhadap kesehatan masyarakat, tetapi juga menjadi wujud nyata kreativitas pelajar MAN 1 Magetan dalam menciptakan solusi berbasis kearifan lokal dan ramah lingkungan.
